TGD Prabu Kresno Erde: Jangan Mengait-Ngaitkan Aksi Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar dengan Ajaran Islam

TGD Prabu Kresno Erde: Jangan Mengait-Ngaitkan Aksi Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar dengan Ajaran Islam.
SHARE

Medan,Sumutkita.com – Ketua Dewan Pembina Majelis Ilmu Fardhu ‘Ain, Tuan Guru Deli (TGD), Prabu Kresno Erde mengingatkan agar jangan mengait-ngaitkan aksi bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar dengan ajaran Islam.

“Saya hanya mengingatkan, jangan disangkut pautkan aksi bunuh diri itu dengan ajaran Islam.Tidak ada hubungannya sama sekali,” tegas TGD kepada wartawan, Rabu (31/3/2021).

Menurut dia, tidak satu ayat Al Quran maupun hadits yang memerintahkan untuk aksi bunuh diri. Sebaliknya, lanjut TGD, aksi bunuh diri malahp dilarang dan ditentang habis-habisan dalam ajaran Islam. “Bunuh diri merupakan hal yang dilarang dan pastinya itu perbuatan dosa besar,” tegas TGD.

Lebih lanjut, TGD menjelaskan, larangan bunuh diri ditegaskan dalam Alquran. Seperti dalam surah an-Nisa’ ayat 29 yang artinya, “Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” ujar TGD.

Baca juga:  Peringati HUT RI Ke-78, PTPN III (Persero) Laksanakan Upacara Bendera dan Berikan Penghargaan

Kata TGD, “Allah melarang tindakan bunuh diri karena hanya Dialah yang berhak mengambil kehidupan. Begitu juga dengan sabda Nabi Muhammad SAW. “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam sabda lainnya, sambung TGD, Nabi Muhammad mengatakan: “Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Lalu, Allah Ta’ala berfirman: ”Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga”.

Dengan larangan itu, maka bunuh diri merupakan perbuatan haram. “Oleh karenanya, ancaman berat akan diterima oleh orang yang melakukan bunuh diri,” pungkas TGD. Dalam konteks ini, TGD mengimbau umat, terutama generasi muda untuk selektif memilih pengajian atau majelis-majelis ta’lim yang kian lama makin menjamur di Sumatera Utara (Sumut).

Baca juga:  Gandeng LinkAja, BPJAMSOTEK Beri Kemudahan Pendaftaran dan Pembayaran Iuran

“Teliti sebelum mengaji. Jangan sampai umat terdoktrin dengan ajaran ajaran keras dan intoleransi. Ini bahaya, inilah metode browshing minded (cuci otak),” imbau TGD. Peran orang tua harus lebih ekstra memerhatikan anak-anak yang baru memasuki usia remaja. Karena mereka lagi mengalami proses masa remaja dan mencari jati diri.

“Nah disinilah perlunya peran orang tua untuk melakukan pendekatan, sehingga dapat melebih mendetek sejak dini, perkembangan anak anak menuju remaja,” urai TGD. Menjawab aksi bom bunuh diri terkait dengan isu yang berkembang saat ini, TGD tidak mau terlalu jauh menilai. Tapi kemungkinan itu, bisa saja terjadi. Hanya saja, jangan berburuk sangka.

“Artinya sesuatu yang belum pasti diketahui, maka tidak dibenarkan untuk menjaustice atau memvonis dan menilai secara negatif, itu buruk sangka,” papar TGD. (AVID/r)

SHARE

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*