MEDAN – Perseteruan beberapa negara dengan Cina atau biasa di sebut “Negeri Tirai Bambu” memang lagi panas-panas nya. Ditambah lagi ketika Amerika Serikat, Inggris dan India yang tengah memblokir aplikasi TikTok di negaranya.
Aplikasi ini diduga bisa mengancam keamanan data penggunanya. Kini aplikasi asal Negeri Tirai Bambu tersebut sedang tidak baik-baik saja. Mau tak mau kini TikTok menaruh harapan lebih ke Indonesia.
Di lansir dari Sindonews.com (24/7/20), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menganggap China sebagai “kekaisaran jahat”, Ia juga memperingatkan agar Inggris tetap waspada terhadap aplikasi berbasis China seperti TikTok ini.
Mike Pompeo juga memperingatkan negara-negara yang masih mengunakan aplikasi tersebut akan berakhir di tangan “Partai Komunis China,” tutur Mike.
TikTok salah satu aplikasi di luar kategori game yang paling banyak di unduh di seluruh dunia sejak Juni 2020. Aplikasi besutan ByteDance itu tengah diunduh sebanyak 87 juta angka unduhan. Jika dibandingkan pada periode Juni 2019, terjadi peningkatan sebesar 52,7% unduhan.
Dikutip dari Sensor Tower (24/7/20), “Negara yang paling banyak memasang aplikasi tersebut, sejak periode ini adalah India, yakni sebesar 18,8% dari total unduhan dan Amerika Serikat sebesar 8,7%.”
Menurut Priori Data, India merupakan pasar terbesar TikTok Sepanjang pertengahan tahun 2020, Aplikasi tersebut mencapai 99,8 juta kali unduhan sejak juni lalu. Kini TikTok disebut-sebut merugi hingga USD 6 miliar atau Rp 87 triliun akibat pemblokiran oleh pemerintah India.
Amerika Serikat (AS) juga ikut menyusul India dengan 45,6 juta unduhan TikTok. Namun pihak Keamanan Nasional AS juga tengah meninjau perusahaan di balik TikTok, yakni ByteDance pada November tahun lalu. Hasil investigasi yang diperoleh menyatakan adanya dugaan pengambilan data pengguna.
Kini isu tersebut tengah mencuat secara global, TikTok tengah dihempas isu pencurian data pengguna untuk persaingan bisnis dan politik.
Saat ini China masih menjadi pasar terbesar TikTok dengan menyumbang 69 persen total penghasilan sepanjang 2019 . Disusul Amerika Serikat dan Inggris dengan sumbangan penghasilan masing-masing sebesar 20% dan 2%.
Di Indonesia sendiri, aplikasi TikTok juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan populasi yang diproyeksikan sekitar 269 juta pengguna sejak 2020, TikTok lantas menjadi buah bibir masyarakat sejak 2018.
Saat itu mereka baru saja mengakuisisi Musical.ly dan Bowo Alpenliebe jadi artis TikTok yang mengundang banyak kontroversi.
(Jasper)
Leave a Reply