FILOSOFI – Masih ingat ngak sama lagu “Lihat Kebunku”, lagu ciptaan “Ibu Saridjah Niung” atau yang lebih populer dengan sebutan “IBU SUED” (dibaca: sud). Lagu ini sering dinyanyikan dulu saat kita masih kecil. Lagu ini menceritakan tentang keadaan sebuah kebun atau taman milik kita sendiri, yang sangat indah penuh dengan berbagai macam bunga. Menurut saya, lagu ini memiliki makna filosofis yang mendalam mengenai kehidupan. Lebih utamanya mengenai kebahagiaan sejati.
Mari kita ulas makna filosofis lagu “Lihat Kebunku” bait demi bait.
LIHAT KEBUNKU PENUH DENGAN BUNGA
Bermakna sejatinya dalam kehidupan pribadi setiap manusia pasti akan penuh dengan beragam kejadian atau peristiwa yang telah, sedang dan akan alami.
ADA YANG PUTIH DAN ADA YANG MERAH
Bermakna setiap kejadian yang beraneka ragam tersebut, secara garis besar dibagi 2 yaitu kejadian yang dianggap baik dan kejadian yang dianggap buruk. Ada suka ada duka, yang memberi warna bagi kehidupan kita. Dalam dunia spiritual disebut sebagai dualitas, ada juga yang menyebutnya Yin dan Yang. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan dan sebenarnya saling melengkapi.
SETIAP HARI KUSIRAM SEMUA
Bermakna dualitas kejadian tersebut harus kita perlakukan sama, yaitu menerimanya. Jangan hanya menerima hal-hal yang dianggap baik seperti kesenangan, keberhasilan, kemudahan, dan sebagainya. Kita juga harus menerima hal-hal yang dianggap buruk seperti kesusahan, kegagalan, kesulitan semuanya harus diterima dan dilalui dengan penuh kegigihan.
MAWAR MELATI SEMUANYA INDAH
Bermakna bahwa sebenarnya semua kejadian tersebut pada dasarnya memiliki hikmah yang sama baiknya. Yang saling melengkapi, mengisi dan menyempurnakan.
Sebutlah saat ini mungkin kamu gagal masuk ke Universitas yang kamu idolakan, atau kamu gagal masuk ke perkerjaan yang kamu impikan dan menganggap itu hal yang buruk. Jika kamu tidak mau menerimanya, maka kamu tak bisa mengambil hikmahnya. Kamu juga tidak introspeksi diri dan mungkin akan mengulangi kegagalan yang sama dikesempatan kedua.
Namun jika kamu mau menerimanya dan mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut, besar kemungkinan kamu akan berhasil dikesempatan kedua. Dan bukankah keberhasilan tersebut akan lebih manis setelah kamu mengalami kegagalan terlebih dahulu?
Seperti ketika kamu menahan lapar beberapa jam sebelum makan, bukankah itu penderitaan? Kemudian pada akhirnya kamu bisa makan, bukankah itu sebuah kenikmatan? Lebih nikmat mana makan dalam keadaan lapar dan makan dalam keadaan masih sedikit kenyang?
Kebahagiaan sejati adalah ketika kamu mampu melampaui Dualitas tersebut, melampaui susah dan senang karena keduanya semu. Tak ada orang yang senang selamanya, tak ada orang yang susah selamanya. Saat kamu beli hp baru mungkin kamu akan merasa senang namun beberapa bulan kemudian mungkin kamu akan bosan dan akan mulai menemukan kesusahan dari hp baru kamu. Mulai lemot, memory penuh, dan sebagainya. Kebahagiaan sejati melampaui itu, mau hp kamu baru atau lama, kamu memperlakukannya sama.
Kebahagiaan sejati bukan diukur dari berapa banyaknya materi yang dimiliki.
Beberapa orang ada yang sudah memiliki harta berlimpah namun tetap masih merasa tidak bahagia, mereka mungkin senang sesaat akan hartanya. Namun setelah beberapa tahun memilikinya mereka takut akan ada yang mengambilnya dari mereka, miris bukan?
Ada kata mutiara yang bisa jadi penyemangat bagimu, bunyinya begini, “Beberapa anak beruntung karena dibesarkan pada keluarga yang cukup materi, sisanya lebih beruntung karena di beri hati dan tulang yang kuat untuk berusah sendiri.”
Jadi, Selamat menyirami bunga ditaman kita masing-masing. Terima segala suka duka yang disajikan kehidupan. Terima keduanya apa adanya, karna keduanya adalah sebuah kesempurnaan, karna keduanya adalah unsur Sejatinya sebuah Kebahagiaan.
Source : Filosofi dan Resep kebahagiaan ini saya kutip dari sebuah video milik seorang Trainer Pemberdayaan Diri bernama Arif RH “Resep Kebahagiaan Ala Ki Ageng Suryomentaram” kemudian saya sesuaikan dengan lagu ini agar lebih relevan dan universal. (SK/JP)
Leave a Reply